Sunday, September 18, 2011

Museum Prasasti

Sudah banyak bahasan mengenai museum prasasti. Disini gw hanya ingin share hasil jepretan gw saat main ke sana. Disini gw berusaha untuk menangkap suasana kesedihan saat orang yg dicinta pergi untuk selamanya.








Alexander Loudon (1822-1868), Wakil Presiden Dewan Hindia Belanda





















Prasasti Soe Hok Gie

Saturday, September 17, 2011

Work Trip to Sawidago, Tentena-Poso Central Sulawesi


Minggu Kemarin gw ada kesempatan untuk jalan ke desa sawidago, Pamona Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Perjalanan ke Tentena ditempuh dengan perjalanan darat selama 8 Jam, waktu berangkat gw charter kendaraan yang disana biayanya berkisar 600 sampai 900 ribu untuk rute Palu-Tentena, atau bisa juga sebetulnya naik travel dengan biaya 100 ribu satu orang.



Sungguh menarik perjalanan dari Palu ke Tentena. Walaupun cukup melelahkan, tapi agak terobati dengan suguhan pemandangan alam yang menurut gw cukup keren. Kita harus melewati rute yang berganti-gantian antara gunung dan pantai.

Dari Palu ke arah Tavali itu pemandangan pantai barat Sulawesi, kemudian dari Tavali ke Parigi, kita langsung menanjak ke perbukitan dengan jalan yang berkelok-kelok seperti jalan saat memasuki wilayah perkebunan teh di daerah puncak Jawa Barat. Namun rute ini lebih panjang dari rute puncak dan pemandangannya masih berupa hutan-hutan dengan pohon yang besar-besar.

Ada kejadian yang menarik di rute ini. Jadi kami berangkat dari Palu saat itu Jam 9 malam, dan sampai di daerah perbukitan ini sekitar pukul 11.00 WITA, dan saat tulisan ini dibuat, Indonesia memang sedang mengalami musim panas dan hampir seluruh wilayahnya jarang diguyur hujan. Nah saat kami melewati jalan Tavali-Parigi  turun hujan walau tidak terlalu lebat. Ternyata hal ini memicu kabut yang luar biasa tebal. Bayangkan dengan jalan berkelok yang terkadang hingga belokan yang patah, jarak pandang kita tidak lebih dari 2 meter.

Memasuki Parigi, kita kembali disuguhi pemandangan pantai timur Sulawesi, menghadap Teluk Tomini tepatnya. dan pemandangan pantai ini berlanjut hingga kota Poso. Dan yang menarik dari rute ini adalah anda akan merasa seperti bukan di sulawesi, melainkan sedang jalan di salah satu rute di pulau Bali. Hal ini dikarenakan ternyata daerah ini merupakan daerah transmigrasi yang berasal dari pulau Bali, sehingga sepanjang jalan yang menyusuri daerah pantai terdapat deretan rumah rumah dengan tempat sembahyang ala penduduk Bali, dan tentunya di tandai pula dengan hadirnya beberapa Pura di sepanjang jalan. Sayang saat melewati tempat ini gw tidak sempat foto.

Selain keindahan arsitektur bali yang dapat kita nikmati, dapat kita lihat pula keindahan Teluk Tomini. Teluk yang kelihatannya cukup dalam dan sangat bersih, sehingga menarik segerombol lumba-lumba untuk bermain di dekat tempat kami beristirahat.






















Masuk ke daerah Tentena (Pamona Utara) kita masuk lagi ke daerah perbukitan, dan pemandangan disana di dominasi oleh sebuah danau yang besar yang dikenal dengan Danau Poso, dimana setiap bulan Oktober di danau ini diadakan festival danau Poso yang cukup terkenal. Selain pemandangan danau, hamparan padinya juga cukup luas. Selain dua tempat tadi ada juga gua tentena atau dikenal dengan nama gua tengkorak. Sayang tempat ini tidak terawat.


















Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes