Saturday, May 28, 2011

Jabang Tetuko : Pementasan Wayang Modern yang Keren Abiss...

Rasanya jaman sekarang ini generasi muda jarang yang tau apa itu Jabang Tetuko. Iya bagi yang tidak tahu, wajar saja karena sekarang tayangan budaya mengenai cerita pewayangan yang menarik sudah jarang ditemui. Buku-buku cerita dari Jepang dan dunia barat ramai menyerbu toko-toko buku.

Berbeda pada saat jaman gw kecil dulu sekitar tahun 90an awal, gw masih merasa beruntung saat itu bokap gw masih mengoleh-olehkan anaknya ini buku cerita pewayangan, dari buku guratan R.A Kosasih sampai buku cerita wayang berwarna yang terdiri dari berbagai segmen cerita, ya macam buku kumpulan cerita Hans Christian Andersen gitu lah.

Nah dari salah satu buku itu gw tahu cerita Jabang Tetuko yaitu mengenai peristiwa kelahiran Gatot Kaca anak Bima dan Arimbi yang penuh pergolakan. Dimana saat lahir pusar Gatot Kaca tidak bisa dipotong dan hanya dapat dipotong oleh senjata sakti milik dewa-dewa. Dewa bersedia memberikan senjata tersebut dengan syarat bahwa setelah di potong maka Jabang Tetuko (Gatot Kaca) harus dibawa ke kahyangan yang saat itu sedang diserang musuh bernama Patih Sekipu dari Kerajaan Trabelasuket yang diutus rajanya yang bernama Kalapracona. 

Cerita ini yang coba dipentaskan ulang dengan cara dan teknik yang berbeda di The Hall Senayan City 27-28 Mei 2011. Pementasan ini sungguh menurut saya meredefinisikan kembali pementasan wayang dengan cara yang paling keren. Set Panggung terdiri dari 3 Layar besar, Panggung Utama, serta 1 Layar Wayang Kulit. Pementasan ini disebut sebagai pementasan wayang multimedia karena menggabungkan antara wayang orang, film, wayang kulit, serta aransemen musik orkestra yang dibawakan secara live. Untuk membawa cerita ini dipentaskan secara tidak setengah-setengah, maka nama Hollywood pun diboyong, Composernya  Deane Ogden (The Surrogates & Friday Nights Lights) dan penata laga Benjamin Rowe (Transformers 3, Transpotter 2, Badboys 2). Sedangkan Dalang Wayang Kulit dilakoni oleh Dalang Ki Dhalang Sambowo Agus Harianto. Tak Lupa Juga, Wayang Orang: Wayang Orang Bharata, Art Director: Ola Ramadhan, Sutradara : Mirwan Suwarso

Untuk nonton pementasan ini gw nekat datang untuk beli tiket on the spot, cuma sampai disana sama petugas tiketnya diminta tunggu dulu sampai pemesan tiket yang sudah pesan , masuk terlebih dahulu. Kalau ada sisa baru bisa mereka jual on the spot. Harap-harap cemas, gw dateng lagi pada jam pementasan dimulai dan Alhamdulillah gw masih kebagian tiket. Dan alhasil gw dibuat kagum, terpukau, dan bangga. Bangga karena apa, karena dengan pementasan ini gw bisa denger komentar anak kecil di dekat gw yang berkata,"Wah hebat!" saat batara syiwa dan gatot kaca berterbangan di atas panggung dengan menggunakan sling. Selain itu ada juga komentar anak ABG yang bilang,"Keren banget!" saat Gatot Kaca menghancurkan stereoform berbentuk Raja Kalapracona yang berubah menjadi raksasa super besar di akhir babak.





All in all, gw puas banget dan merasa kenekatan gw terbayar. Satu lagi, gw harap pementasan seperti ini yang menggelitik generasi muda untuk tidak melupakan budaya tradisional  semakin banyak.

















Teaser dan Latihannya : 

 




 


Wednesday, May 18, 2011

Jalanan Cinere Rusak Terus, Pemkot Tidak Punya Kemaluan

Cape rasanya jalan berangkat kantor, pulang kantor melewati jalanan di Cinere. Berangkat harus pagi-pagi karena apa, karena kalau tidak pagi, kena macet yang diakibatkan jalan berlubang. Pulang kantor rasanya pengen cepet-cepet sampe rumah untuk istirahat, itupun tidak bisa karena jalanan macet. Akibat apa jalanan macet, tentunya akibat jalanan yang rusak dan berlubang.

Judul entry ini memang agak kasar, tapi mohon maaf, gw nyari kata yang sepadan dengan "lebih dari sekedar malu". Karena malu saja harusnya tidak cukup, jadi gw merasa pemkot tidak punya lebih dari rasa malu. Itulah kenapa gw pilih kata kemaluan.

Lebih jauh kenapa gw bilang pemkot ga punya kemaluan dalam permasalahan jalanan ini, ya karena sudah lama jalanan rusak parah. Rasanya orang-orang pemkot juga tahu dan tahu juga konsekuensi dari jalanan yang rusak itu tapi tidak berbuat apa-apa. Sampai hal ini diprotes secara terang - terangan oleh warga dengan menanaam pisang dan meletakkan pot besar di jalan yang berlubang. spanduk seperti diatas juga dipasang oleh warga. Akhirnya pemberitaan masuk ke media televisi dan web. Baru dari situ muncul spanduk pemkot yang isinya mohon maaf atas ketidaknyamanan warga cinere dan proses betonisasi akan dimulai bulan Juni karena sekarang sedang dalam proses lelang.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes