Rasanya
jaman sekarang ini generasi muda jarang yang tau apa itu Jabang Tetuko.
Iya bagi yang tidak tahu, wajar saja karena sekarang tayangan budaya
mengenai cerita pewayangan yang menarik sudah jarang ditemui. Buku-buku
cerita dari Jepang dan dunia barat ramai menyerbu toko-toko buku.
Berbeda
pada saat jaman gw kecil dulu sekitar tahun 90an awal, gw masih merasa
beruntung saat itu bokap gw masih mengoleh-olehkan anaknya ini buku
cerita pewayangan, dari buku guratan R.A Kosasih sampai buku cerita
wayang berwarna yang terdiri dari berbagai segmen cerita, ya macam buku
kumpulan cerita Hans Christian Andersen gitu lah.
Nah
dari salah satu buku itu gw tahu cerita Jabang Tetuko yaitu mengenai
peristiwa kelahiran Gatot Kaca anak Bima dan Arimbi yang penuh
pergolakan. Dimana saat lahir pusar Gatot Kaca tidak bisa dipotong dan
hanya dapat dipotong oleh senjata sakti milik dewa-dewa. Dewa bersedia
memberikan senjata tersebut dengan syarat bahwa setelah di potong maka
Jabang Tetuko (Gatot Kaca) harus dibawa ke kahyangan yang saat itu
sedang diserang musuh bernama Patih Sekipu dari
Kerajaan Trabelasuket yang diutus rajanya yang bernama Kalapracona.
Cerita
ini yang coba dipentaskan ulang dengan cara dan teknik yang berbeda di
The Hall Senayan City 27-28 Mei 2011. Pementasan ini sungguh menurut saya
meredefinisikan kembali pementasan wayang dengan cara yang paling keren.
Set Panggung terdiri dari 3 Layar besar, Panggung Utama, serta 1 Layar
Wayang Kulit. Pementasan ini disebut sebagai pementasan wayang
multimedia karena menggabungkan antara wayang orang, film, wayang kulit,
serta aransemen musik orkestra yang dibawakan secara live. Untuk
membawa cerita ini dipentaskan secara tidak setengah-setengah, maka nama
Hollywood pun diboyong, Composernya Deane Ogden (The Surrogates &
Friday Nights Lights) dan penata laga Benjamin Rowe (Transformers 3,
Transpotter 2, Badboys 2). Sedangkan Dalang Wayang Kulit dilakoni oleh Dalang Ki Dhalang Sambowo Agus Harianto. Tak Lupa Juga, Wayang Orang: Wayang Orang Bharata, Art Director: Ola Ramadhan, Sutradara : Mirwan Suwarso
Untuk
nonton pementasan ini gw nekat datang untuk beli tiket on the spot, cuma
sampai disana sama petugas tiketnya diminta tunggu dulu sampai pemesan
tiket yang sudah pesan , masuk terlebih dahulu. Kalau ada
sisa baru bisa mereka jual on the spot. Harap-harap cemas, gw dateng
lagi pada jam pementasan dimulai dan Alhamdulillah gw masih kebagian
tiket. Dan alhasil gw dibuat kagum, terpukau, dan bangga. Bangga karena
apa, karena dengan pementasan ini gw bisa denger komentar anak kecil di
dekat gw yang berkata,"Wah hebat!" saat batara syiwa dan gatot kaca
berterbangan di atas panggung dengan menggunakan sling. Selain itu ada
juga komentar anak ABG yang bilang,"Keren banget!" saat Gatot Kaca
menghancurkan stereoform berbentuk Raja Kalapracona yang berubah menjadi
raksasa super besar di akhir babak.
All in all, gw puas banget dan merasa kenekatan gw terbayar. Satu lagi, gw harap pementasan seperti ini yang menggelitik generasi muda untuk tidak melupakan budaya tradisional semakin banyak.
All in all, gw puas banget dan merasa kenekatan gw terbayar. Satu lagi, gw harap pementasan seperti ini yang menggelitik generasi muda untuk tidak melupakan budaya tradisional semakin banyak.
Teaser dan Latihannya :