Sunday, June 05, 2011

Masterchef Indonesia Terjebak pada Konsep Drama Reality Show Televisi

Masterchef Indonesia seharusnya acara kompetisi memasak yang merupakan "franchise" dari acara serupa yang sudah ada di USA,UK, dan Australia. Disini seperti biasanya ada 3 orang juri yang merupakah chef yang sangat dihormati karena pengalamannya. Di lain negara semua keputusan itu lahir dari Juri menilai dari kualitas rasa dan penyajian masakan dari para peserta.

Nah Masterchef Indonesia (MCI) memutuskan sesuatu yang berbeda dalam sisterm eliminasi di acara yang tayang hari sabtu tanggal 4 Juni (replay 5 Juni) dengan menerapkan sistem voting diantara sesama peserta. Intinya dari 5 peserta yang berada dalam "zona bahaya" masing-masing diminta menyerahkan satu nama untuk dinyatakan tereliminasi. Suatu hal yang saya anggap sangat Bodoh. Buktinya dari kelima peserta tersebut 3 orang menyebutkan satu nama dan alasan kenapa mereka menyebutkan nama itu adalah karena yang bersangkutan merupakan ancaman terbesar bagi ketiga orang tadi (ancaman terbesar artinya dia diakui jago... betul ga?). Nah karena ini merupakan kompetisi keahlian (dalam hal ini keahlian memasak) bukannya yang jago itu yang harusnya terus maju ya?... itulah kenapa gw bilang itu adalah suatu kebodohan konseptor acara.

Menanggapi hal itu gw langsung posting di wall facebook fanpagenya MCI dengan kritisi seperti ini

"Saya bukan pendukung fero atau siapapun dalam MCI, saya hanya peduli pada siapa yang bisa bikin makanan sesuai dengan ekspektasi atau bahkan melebihi ekspektasi para Juri tulah yang menjadi MasterChef.

Kalau diberlakukan sistem voting sesama peserta akibatnya :

1. Ada kemungkinan orang yang sebetulnya punya skill tapi karena kurang disukai atau menjadi ancaman buat yang lainnya akan tereliminasi. [Bagi yang bilang oo si Anu memang pantas di eliminasi karena sombong, angkuh dsb. Berarti kalau anda2 tau yang namanya Chef Gordon Ramsey, dia pasti ga akan jadi koki terkenal]
2. Konseptor acara terjebak pada konsep acara yang mendramatisasi relationship, bukan kompetisi memasak [acara ini cuma differensiasi dibanding acara reality show lainnya, alias ga authentic]
3. Udah ga sesuai sama konsep MC yang berlaku secara internasional [bisa diketawain loe sama orang negara lain yang juga punya MasterChef :-)]
4. Sayang padahal pengalaman masak juri2nya keren2. Cuma disuruh jadi host aja.."

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes