Sekarang ini kelihatannya hubungan antar sesama manusia bisa dibilang sangat terancam. Tindak kekerasan ada dimana-mana karena adanya perbedaan. Padahal alam mengajarkan bahwa perbedaan bukan menjadi halangan untuk kita hidup berdampingan. Contohnya di film ini, dimana tergambar bahwa hewan yang berbeda spesies saja bisa bersahabat.
Ada OrangUtan yang bersahabat dengan seekor anjing, ada kucing yang bersahabat dengan seekor burung, bahkan ada seekor singa yang bersahabat dengan hewan buruannya yaitu antilope. Ada juga kura-kura yang bersahabat dengan seekor kuda nil. Yang terakhir ini akan gw sharing cerita lebih dalam mengambil postingan rekan di kaskus. Tapi sebelum masuk ke cerita mending tonton dulu videonya :
Cerita tentang Owen (kuda nil) dan Mzee (kura-kura) :
Sehari setelah tragedi tsunami dahsyat Samudera Hindia yang menghantam
Asia dan Afrika, puluhan penduduk desa tepi Pantai Malindi di Kenya
melakukan tugas penyelamatan bersama aparat setempat. Saat itulah Owen
Saubion melihat pemandangan ganjil di kawasan tepi pantai itu. Ia
melihat bayi kudanil (masih berusia 1 tahun) itu meringkuk lemas di batu
karang. Kondisinya sangat memprihatinkan. Ia terjebak di antara
gelombang laut dan derasnya air dari muara Sabaki River.Setelah dirawat,
kudanil itu pun akhirnya dibawa ke Haller Park dekat Mombasa, sebuah
taman suaka margasatwa milik Lafarge Eco Systems’ East African firm,
pada 27 Desember 2006.
Di suaka margasatwa Haller Park inilah kisah
persahabatan unik itu dimulai.Bayi kudanil itu kemudian diberinama Owen,
sesuai nama penyelamatnya.Petugas suaka menempatkannya di sebuah area
untuk hewan-hewan kecil. Langkah ini dilakukan karena Owen masih
tergolong bayi. Sementara jika di tempatkan di lokasi untuk kawanan
kudanil, petugas perawat hewan khawatir ia akan diserangan kawanan
kudanil lain yang tak mengenalnya. Karena kudanil sangat agresif dan
“fanatik” pada kawanannya, bila ada kudanil asing mereka bisa saja
membunuhnya.Ketika Owen dilepas, ia masih bingung. Mungkin karena harus
menempati lingkungan baru. Namun setelah ia merasa sedikit nyaman, Owen
langsung menatap dan tertarik pada seekor kura-kura bernama Mzee.
Mzee,
adalah spesies kura-kura Aldabran usia 130 tahun seberat 700 pound (320
kg). Mzee yang dalam bahasa Swahili (Afrika) berarti “wise old man” (si
tua bijaksana), merupakan penghuni lama area yang dilengkapi dengan
kolam asri dan hutan buatan itu.Awalnya, Owen langsung beranjak
mendekati Mzee. Namun Mzee sama sekali tak peduli padanya. Hari demi
hari Owen selalu mengikuti Mzee ke mana pun ia pergi. Agaknya Owen
berupaya mengambil hati Mzee. Seiring waktu dan kegigihan Owen
mendekatinya, Mzee akhirnya menerima kehadiran kudanil muda
itu.Berminggu-minggu kemudian keduanya sudah tampak begitu akrab. Mzee
layaknya dianggap sebagai induk oleh Owen, sementara Mzee merasa sebagai
orangtua asuh bagi Owen.
Bukan hanya dalam kiasan, pada kenyataannya
Mzee selalu menjaga Owen dengan kelembutan. Owen juga selalu mematuhi
dan senang bermain dengan Mzee.Ikatan persahabatan mereka mengental
bagai sebuah keluarga. Para perawat hewan di Haller Park bingung dengan
tingkah dua hewan beda spesies ini. Mereka bagaikan induk dan anak dari
satu spesies yang sama.Apa yang disantap Mzee juga disantap Owen, di
mana Owen tidur di situ pasti ada Mazee. Mereka selalu bermain air di
kolam bersama, makan bersama, tidur bersama dan berjalan-jalan keliling
area taman bersam-sama pula.Setahun berlalu, namun kedua hewan beda
spesies itu semakin lengket. Keduanya sudah tak terpisahkan lagi.
Fenomena ini sungguh mengejutkan sejumlah besar ilmuwan.
Bukannya saja
karena peristiwa seperti ini belum pernah terjadi, tetapi di antara
mereka juga sudah mengembangkan “bahasa” mereka sendiri sebagai sistem
komunikasi di antara keduanya. Bahasa komunikasi lewat suara yang sama
sekali belum pernah ditemukan dalam kelompok kudanil atau pun kura-kura
Adabran.Suara dalam nada tertentu dari Mzee akan direspons oleh Owen
secara tepat. Begitu pula sebaliknya, suara dalam nada tertentu dari
Owen direspons Mzee pula secara tepat. Selain itu, keduanya juga
mengembangkan bahasa tubuh yang hanya mereka berdua pahami, seperti
gigitan lembut, sentuhan, dorongan dan belaian yang masing-masing
direspons sebagai suatu kode untuk melakukan sesuatu atau ungkapan kasih
sayang di antara keduanya.
Keunikan persahabatan Owen dan Mzee pun menjadi fenomena mendunia.
Tingkah laku dan komunikasi unik yang sama sekali baru dalam dunia
zoologi (ilmu tentang hewan) itu membuat mereka menjadi selebriti dunia.
Sejumlah besar foto, film, dokumentasi, bahkan buku dan artikel
mengulas soal teka-teki besar persahabatan mereka.Owen dan Mzee pun
menjadi lambang cinta dan persahabatan yang tidak mengenal batasan
fisik, ras, spesies dan teritori.
0 komentar:
Post a Comment