Saturday, October 23, 2010

Kritik Sosial Film Alangkah Lucunya Negeri Ini

Gw baru aja nonton film karya negeri sendiri yang judulnya "Alangkah Lucunya Negeri Ini". Memang film ini sudah muncul di bioskop beberapa bulan yang lalu di tahun ini. Gw akui telat nonton ini film :-)

Yang awalnya bikin gw tertarik untuk nonton film ini adalah nama besar Deddy Mizwar yang bertindak sebagai pemain sekaligus sutradara di film ini. Gw blm pernah sedikitpun terbayang tentang apa sih film ini sebelumnya. Namun karena ada kata-kata "Lucunya" gw pikir ini film jenis komedi. Tidak salah juga sebetulnya yang ada dipikiran gw, itu adalah film komedi tapi komedi satire. Satire sendiri artinya sindiran. Sindiran kepada siapa? tentunya kepada petinggi-petinggi di negeri ini.

Inti ceritanya adalah tentang seorang lulusan perguruan tinggi dengan gelar sarjana ekonomi manajemen, yang kesulitan mencari kerja setelah lulus yang bernama Muluk. Suatu hari ketika dia sedang mencari kerja, dia bertemu dengan seorang bocah pencopet. Dari situlah berawal kisah interaksi antara Muluk dan gerombolan bocah-bocah mencopet. Muluk ini punya cita-cita mengubah profesi dari anak-anak yang tidak berpendidikan ini menjadi lebih baik. Untuk itu dia mengajak temannya yang bernama Zul yang seorang pengangguran bergelar Sarjana Pendidikan dan Pipit, anak ustad kampung untuk mengajarkan mereka pendidikan agama. 


Dari hasil belajar itu anak-anak pencopet akhirnya sudah bisa hafal Pancasila, UUD, bisa Shalat. Muluk pun mengumpulkan 10% dari hasil copetan anak-anak itu untuk ditabung dan dibelikan modal buat berdagang asongan.  Muluk berharap bahwa mereka kelak bisa bekerja halal dibandingkan dengan pencopet yang berbahaya dan selalu dikejar-kejar massa. Ternyata apa yang terjadi, ada dari mereka yang beralih jadi asongan, alih-alih dapat kerja halal, mereka tetap dikejar-kejar, walaupun bukan dikejar massa tapi dikejar Satpol PP.

Komentar gw sih cuma film ini benar-benar kental sindirannya. Banyak hal yang memang ada pada masyarakat kita dan benar-benar terjadi, namun orang sudah menutup mata dan kurang peduli lagi tentang hal-hal itu. Orang mungkin sudah lelah memikirkannya. Dan rasanya lewat film ini kita diingatkan kembali mengenai hal-hal memalukan yang terjadi di negeri ini.

Sindiran yang paling kuat menurut gw adalah yang pertama bahwa "Bedanya antara pencopet dan koruptor adalah koruptor berpendidikan, hafal Pancasila dan UUD, rajin beribadah,sedangkan pencopet tidak". Pencopet kalo ketahuan digebukin babak belur, kalau koruptor ketangkap malah menikmati fasilitas mewah di tahanan. 

Yang kedua masalah pendidikan  di negeri ini yang diawal film diperdebatkan oleh tokoh yang diperankan oleh Deddy Mizwar dan H.Sarbini (Jaja Miharja). Mereka berdebat antara pentingnya pendidikan saat ini, Deddy Mizwar yang menjadi ayah muluk berpendapat bahwa pendidikan itu penting, sedangkan H. Sarbini bilang itu ga penting. Buktinya Muluk lulus kuliah malah nganggur, sedangkan keponakan-keponakan H Sarbini yang ga pada kuliah udah pada punya toko dan mau naik haji. Statement H. Sarbini yang kuat adalah Pendidikan di negeri ini penting asalkan ada koneksi. 

Sindiran yang ketiga adalah ketika beberapa dari anak-anak yang beralih profesi dari pencopet ke asongan, ternyata mereka tetap dikerjar-kejar oleh orang lain dalam hal ini adalah Pol PP.  Disini menegaskan statement bahwa "kerja yang haram aja susah, apalagi yang halal, sudah hasilnya kecil, dikejar-kejarnya sama".

Ujung-ujungnya adalah mempertanyakan peran pemerintah dan wakil rakyat mengenai fenomena sosial seperti ini yang sepertinya tidak ada penyelesaian yang manusiawi dan tuntas. Sampai saat ini kejadian-kejadian itu memang ada dan tidak pernah terselesaikan.  Urusan politik selalu menjadi urusan nomer satu, sedangkan kesejahteraan rakyat khususnya orang kecil menjadi nomer ke 34. Karena di pasal 34 UUD inilah tercantum kalimat "FAKIR MISKIN DAN ANAK TERLANTAR DIPELIHARA OLEH NEGARA". 

Terakhir, two thumbs up bagi sebuah film yang tidak biasa karya anak bangsa


Cast Starring Film Alangkah Lucunya Negeri Ini : Reza Rahadian, Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo, Jaja Mihardja, Tio Pakusadewo, Asrul Dahlan, Ratu Tika Bravani, Rina Hasyim, Sakurta Ginting, Sonia
Screenplay By: MUSFAR YASIN
Directed by:Deddy Mizwar
Manufactured by: Zain ZAIRIN
Production : Citra Sinema

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes