Sunday, October 10, 2010

Kontroversi SBY Batal Berkunjung ke Belanda

Menarik mendengarkan diskusi mengenai kunjungan Pak SBY ke Belanda pada tanggal 5-9 Oktober 2010 yang dibatalkan mendadak saat semua pihak yang ingin berangkat sudah siap semua. Bahkan para wartawan yang rencananya meliput kegiatan Pak SBY di Belanda sudah duduk manis di dalam pesawat kepresidenan.

Alasan yang disampaikan Pak SBY adalah adanya pengadilan yang digelar disana menyangkut tuntutan Republik Maluku Selatan (RMS) terhadap pemerintah Indonesia. Beliau mengatakan digelarnya pengadilan ini bersamaan dengan rencana kunjungan beliau mencederai harga diri bangsa.

Pernyataan inilah yang ternyata menjadi topik perbincangan yang hangat di media-media. Tetap seperti layaknya diskusi, ada pihak yang pro dan kontra terhadap tindakan Pak SBY ini. Pihak yang pro tentunya setuju dengan alasan bahwa keselamatan presiden RI yang menjadi taruhannya.

Namun pihak yang kontra sepertinya lebih banyak. Dan alasan yang mereka berikan adalah dulu tahun 1970, Alm Soeharto juga pernah mengalami situasi yang serupa saat akan berkunjung ke Belanda. Bahkan pada saat itu diberitakan bahwa kedutaan RI di Belanda sudah diduduki oleh pemuda-pemuda yang terkait dengan RMS. Namun pada saat itu Pak Harto hanya menunda keberangkatannya selama 24 Jam. Memasuki wilayah udara Belanda, pesawat kepresidenan di kawal oleh 4 jet tempur Belanda. Di bandara beliau dijemput oleh Ratu Juliana dan Pangeran Bernhard dan mereka berangkat dari bandara ke tempat kunjungan menggunakan 4 helikopter. Dan diberitakan di media pada saat itu bahwa itu adalah pengamanan terbesar yang pernah digelar di Belanda. Kunjungan tersebut berlangsung aman dan atas kunjungan Presiden Indonesia Soeharto itu, Ratu Juliana datang ke Indonesia pada 26 Agustus 1971 membalas kunjungan Presiden Soeharto sebelumnya.

Kemudian dikaitkan dengan pernyataan Harga Diri Bangsa, para penyumbang suara kontra juga menyampaikan bahwa kenapa sikap tegas Pak SBY muncul ketika individu presiden yang terancam. Kenapa saat TKI kita yang disiksa di Malaysia dan Penangkapan nelayan serta pejabat departemen kelautan ditangkap oleh Malaysia, sikap tersebut tidak muncul.

Terakhir blunder tersebut menyebabkan adanya pernyataan ini :
"Presiden Republik Maluku Selatan di pengasingan John Wattilete mengatakan keputusan tersebut adalah kemenangan bagi RMS." (tempo interaktif)

Penulis terus terang tidak tahu situasi dilapangan yang berkembang saat itu. Tetapi dari dialog yang dilakukan di media, serta pemberitaan yang dilakukan oleh media disebutkan bahwa sebetulnya sikap teresebut dianggap sebagai Unnecessary Insecurity. Hal ini karena sebetulnya warga keturunan Indonesia yang berada di Belanda yang mendukung RMS, jumlahnya relatif kecil.


Mungkin temen-temen di Belanda bisa nambahin informasi ini.

Opini dan pendapat dari pembaca merupakan hak pembaca, kalau ada yang mau berpendapat... feel free to post your comment!

Jayalah selalu Indonesiaku, jadilah negara yang memiliki jati diri dan kepribadian yang kuat di kancah Internasional.

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes